Perempuan Cina Itu Membuatku Bahagia Sekaligus Terluka (7)
Waktu itu kulepas kepergiannya dengan tangis dan air mata. Kuiringi dengan perasaan yang tak pernah bisa kumengerti. Kudahului dia keluar guna mengantarnya untuk terakhir kalinya, bagaikan orang mengantar keranda ke tempat peristirahatannya. Dan aku menekuri dinding dengan isak kesedihan orang yang kehilangan.
Tapi dengan perlahan kurasakan kehalusan jemarinya menelusup menggenggam tanganku. Diajaknya aku kembali ke tempat semula. Didudukkan dirinya di tempat tidur yang sama dan aku bersimpuh di hadapannya. Namun aku tetap tak mampu menahan dukaku dan menghentikan kesedihanku, walau dia telah menunda kepergiannya.