Muammar Khadafi adalah seorang kolonel tanpa urat takut. Pada 1969, di usia muda, dengan nyali yang menyala, dia menjungkalkan tahta raja Libya, satu kudeta yang berhasil, dan membalikkan gerak sejarah negeri Libya.
Dia tampil sebagai revolusioner nekad, meski kerap juga ngawur. Kini, setelah 41 tahun berkuasa, Khadafi tak juga gentar. Dia tahu, hari-hari ini di sekujur tanah Arab para tiran terancam terguling oleh pergolakan rakyat.
Tapi, Khadafi yang lama menjadi antagonis, –dia rajin berkelahi dengan tetangganya sesama bangsa Arab, seperti hendak menegaskan kembali wataknya yang keras kepala.
Di tenda badui-nya, dia pernah menyambut gencarnya bom Amerika Serikat pada 1986, dengan tenang. Barangkali, itu sebabnya, ketika demonstrasi kian hebat menuntut dia mundur, Khadafi melihat gerak protes tak bersenjata itu seperti sebuah ancaman militer. Warga sipil Libya, yang menuntut perubahan itu, dihajarnya dengan jet tempur. Baca lebih lanjut →