TAPI SETAHUN TERAKHIR, AFSEL BERUBAH TOTAL. TAK PERNAH KALAH DI 12 PERTANDINGAN SEJAK DITANGANI KEMBALI CARLOS ALBERTO PARREIRA ADALAH SALAH SATU BUKTINYA. PADA PERTANDINGAN PERTAMA PIALA DUNIA 2010 TIM ’BAFANA BAFANA’ JUGA TIDAK AKAN KALAH, MESKIPUN HANYA DENGAN HASIL IMBANG 1 – 1 LAWAN MEKSIKO.
Di tengah euforia pembukaan Piala Dunia 2010–yang ditandai pertandingan Afrika Selatan versus Meksiko di Soccer City Stadium, Johannesburg, Jumat malam–memang ada pertanyaan yang menggelitik. Apakah Afsel bisa meneruskan tren tuan rumah tak pernah kalah di pertandingan pertama? Seberapa jauh Afsel bisa melaju? Apakah mereka bisa meneruskan tren tuan rumah setidaknya lolos sampai babak kedua? Atau justru mereka akan jadi tuan rumah pertama yang gagal?
Fakta dan sejarah mencatat; 1. Tidak pernah ada tuan rumah yang kalah di pertandingan pertama. 2. Tidak pernah ada tuan rumah yang gagal melangkah ke babak selanjutnya.
Bagaimana dengan Afsel?
Sejak Uruguay 1930 sampai Jerman 2006–18 Piala Dunia–data menunjukkan tuan rumah tak pernah kalah di pertandingan pertama yang mereka lakoni; 12 kali menang dan 6 kali seri. Selama itu juga tak ada tuan rumah yang gagal di putaran pertama. Enam diantaranya bahkan menjadi juara; Uruguay (1930, 1934), Inggris (1966), Jerman Barat (1974), Argentina (1978), dan Prancis (1998).
Dengan peringkat 83 versi FIFA, Afsel menjadi tuan rumah dengan ranking terendah sejak 1930. Apalagi di Grup A mereka harus bergabung dengan tim-tim yang berada di atas peringkat mereka. Selain Meksiko yang punya talenta pemain, di grup ini juga bercokol mantan juara dunia Uruguay, dan Prancis eks-juara lainnya yang juga runner-up empat tahun lalu.
Prestasi Afsel di Piala Dunia belum bisa dibanggakan. Bafana Bafana baru dua kali berhasil lolos ke putaran final, yaitu di Piala Dunia 1998 Perancis dan Piala Dunia 2002 di Jepang/Korea Selatan. Hasilnya, keduanya rontok di fase grup dengan rekor 2 kali kalah, 3 kali seri, dan hanya sekali menang.
Satu-satunya kemenangan didapatkan ketika gol tunggal Siyabonga Nomvethe menjebol gawang Slovenia di Daegu World Cup Stadium, Daegu, Korea Selatan. Empat tahun lalu mereka bahkan tak sanggup lolos ke Jerman.
Tapi setahun terakhir, Afsel berubah total. Tak pernah kalah di 12 pertandingan sejak ditangani kembali Carlos Alberto Parreira adalah salah satu buktinya. “Semua orang harus menghormati kami. Kami siap bertarung. Kami akan menghadapi semua pertandingan seperti partai final. Kami akan bertarung habis-habisan di semua pertandingan,” kata Parreira.
Parreira boleh menghibur diri. Satu persoalan, amunisi pemain yang dimiliki pelatih yang mengantar negaranya Brasil juara di Piala Dunia 1994, minim sekali. Dari 23 pemain, hanya 7 yang merumput di liga asing. Sisanya, 16 pemain, berlaga di kompetisi domestik. Barangkali hanya nama Steven Pienaar (Everton) dan Bernard Parker (FC Twente) yang cukup dikenal.
Persoalan lain, ya tentunya, Meksiko. Penampilan El Tri tengah menanjak. Mereka mengalahkan juara bertahan Italia 2-1, satu dari delapan kemenangan di 12 uji coba. Pelatih Javier Aguierre bahkan kebingungan memilih siapa penyerang yang akan dimainkannya lantaran banyak banyaknya striker dengan kualitas bagus.
Beberapa prediksi menyebutkan Aguierre akan memainkan pola 4-3-3. Bek Rafael Marquez (Barcelona) dan Carlos Salcido (PSV) akan mengawal lini belakang. Playmaker Andres Guardado (Deportivo la Coruna) mengatur serangan di tengah. Plus trio Giovani Dos Santos (Tottenham Hotspur), Carlos Vela (Arsenal), dan Javier ‘Chicarito’ Hernandez mengisi barisan penyerang. Nama terakhir adalah top skorer Liga Meksiko musim lalu dan musim depan akan jadi penghuni baru Manchester United.
Dengan reputasi tampil 13 kali di Piala Dunia, termasuk dua kali sebagai tuan rumah (1970 dan 1986), Tim Sombrero jelas lebih diunggulkan ketimbang tuan rumah.
Sekarang kita berandai-andai. Kalaupun Afsel mendapat poin dari Meksiko, dua mantan juara, Uruguay (16 Juni) dan Prancis (22 Juni) sudah menunggu. Catatn Uruguay; juara dunia dua kali, tampil di 10 kali Piala Dunia, juara Coppa America 14 kali, dan peringkat 16 dunia.
Prancis? Meski penampilan mereka belakangan ini mendapat sorotan tajam, juara dunia 1998 serta Euro 1984 dan 2000 ini adalah peringkat 9 dunia. Thierry Henry, Franck Ribery, Patrice Evra, Florent Malouda, Nicolas Anelka, dan Yoann Gourcuff berada di jajaran skuad Les Blues.
Rasanya, melihat data di atas tak sulit bagi kita untuk memperkirakan seberapa jauh Afsel bakal melangkah di Piala Dunia kali ini. Tapi ingat, ini adalah sepak bola, apapun bisa terjadi. Hal-hal lain–sejarah, dukungan penonton, dan jangan lupa keberuntungan–kadang mempengaruhi. Yang pasti, di antara tiupan Vuvuzela–terompet khas penonton Afsel–pesta dunia sudah dimulai.