Mengenal Bandung dan Jatinangor


INFORMASI PENTING BUAT MAHASISWA BARU UNPAD 2010 (1)

Kampus Unpad terbagi di dua wilayah, Kota Bandung dan Jatinangor di Kabupaten Sumedang. Sementara itu, sarana dan kegiatan perkuliahan di Unpad lebih banyak berada di Jatinangor. Jatinangor sendiri berjarak sekira 21 kilometer ke arah timur Kota Bandung yang dapat ditempuh sekira 1 sampai 1,5 jam perjalanan menggunakan mobil. Jalan Raya Bandung – Jatinangor sendiri merupakan salah satu jalan utama provinsi yang menghubungkan Jawa Barat bagian timur dan barat. Tak heran, banyak bis antar kota bahkan antar provinsi seperti dari Jawa Tengah yang melewati kawasan Jatinangor ini.

Keduanya, baik Kota Bandung maupun Jatinangor memiliki karakteristik tersendiri, walaupun secara umum, karakteristik itu masih relatif sama. Berikut ini ada beberapa karakteristik Kota Bandung dan Jatinangor yang harus diketahui, khususnya bagi calon mahasiswa yang belum pernah menginjakkan kakinya di kedua wilayah tersebut.

Geografis:
Bandung terletak di koordinat 107° BT dan 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 Ha. Kota Bandung terletak di ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level). Daerah Utara Kota Bandung pada umumnya lebih tinggi daripada daerah Selatan. Rata-rata ketinggian di sebelah Utara adalah ±1050 dpl, sedangkan di bagian Selatan adalah ±675 dpl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan yang membuat Bandung menjadi semacam cekungan (Bandung Basin). Beberapa gunung-gunung tersebut diantaranya merupakan gunung berapi yang masih aktif, seperti Gunung Galunggung dan Gunung Tangkuban Perahu.

Jatinangor terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o 48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS. Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa Cintamulya setinggi 675 m di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis setinggi 1.281 m di atas permukaan laut. Sungai-sungai penting di Jatinangor meliputi Cikeruh, Cibeusi, Cicaringin, Cileles, dan Cikeuyeup. Seperti halnya Bandung, Jatinangor juga dilingkupi gunung, antara lain Gunung Geulis dan Gunung Manglayang.

Iklim dan cuaca:
Bandung memiliki iklim yang cukup sejuk dibandingkan Jatinangor. Walaupun demikian, akibat pemanasan global dan tingkat polusi yang cukup tinggi, Bandung sudah lebih panas dibandingkan dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Kisaran suhu di Bandung adalah 180-280C. Sementara di Jatinangor, kisaran suhunya sedikit lebih panas dari pada Bandung. Pada beberapa tahun terakhir Bandung cukup sering diguyur hujan, frekuensinya lebih sering dibandingkan di Jatinangor.

Kondisi masyarakat:
Secara umum, tidak banyak perbedaan antara masyarakat di Bandung dan Jatinangor. Keduanya terdiri dari beragam suku daerah, walaupun masih didominasi oleh Suku Sunda. Dari sisi mata pencaharian, masyarakat di kedua wilayah memiliki profesi yang cukup beragam. Namun, karena di Jatinangor lebih dikenal dengan kawasan pendidikan dengan banyaknya perguruan tinggi dan mahasiswanya, para penduduknya banyak yang bekerja di sektor informal, seperti pedagang, pengelola kost, pemilik rumah makan, rental komputer, pengusaha fotokopi dan lain sebagainya. Cukup banyak penduduk dari luar daerah yang bekerja di sektor tersebut. Di beberapa titik di Jatinangor masih dijumpai penduduk yang bekerja di sektor pertanian.

Sosial budaya:
Masyarakat di dua wilayah tersebut cukup ramah dan memiliki toleransi yang cukup tinggi. Budaya sopan santun pun masih dijunjung tinggi. Tak heran, bila ada masyarakat yang menyapa walaupun belum kenal dengan yang disapa. Bila berjalan di gang atau jalan yang melewati warga setempat, untuk menjaga kesopanan usahakan menyebut ‘permisi’ atau ‘punten’ dalam bahasa Sundanya.

Untuk masalah bahasa, penggunaan bahasa Indonesia cukup mendominasi baik di Bandung maupun di Jatinangor dibandingkan dengan bahasa Sunda sebagai bahasa setempat.  Bahasa Indonesia ini tidak hanya digunakan oleh penduduk yang berasal dari luar Sunda saja, tapi cukup banyak juga keluarga Sunda yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia untuk sehari-harinya.

Transportasi:
Di Bandung, mayoritas kendaraan umum yang digunakan adalah angkutan kota (angkot), yang beberapa trayeknya beroperasi hingga 24 jam. Ada juga bis kota yang beroperasi dari mulai pukul 5.00-18.00 WIB. Bis kota (Damri) ini menjadi angkutan umum utama yang menghubungkan kampus Unpad di Bandung dan Jatinangor. Di beberapa titik di Bandung, kita juga masih menemukan becak dan ojek, khususnya di sekitar kompleks perumahan.

Sementara di Jatinangor, ojek cukup mendominasi hampir di setiap mulut gang atau jalan ke daerah kosan. Sementara, angkot lebih banyak digunakan untuk menuju daerah-daerah di sepanjangn Jalan Raya Bandung-Sumedang. Ada juga angkotyang  menghubungkan Jatianangor dengan daerah sekitarnya, seperti Bandung (Cicaheum), Majalaya, Rancaekek, dan Cileunyi.

Makanan:
Salah satu yang menjadi daya tarik kota Bandung adalah kulinernya. Oleh karena itu, tidak perlu takut bagi pendatang dari luar Bandung yang hendak mencari makan. Berbagai menu makanan tersedia di Bandung, baik yang tradisional maupun non tradisional. Sementara di Jatinangor, rumah makan masih didominasi oleh makanan khas Sunda, Padang dan Jawa.

Sumber : http://www. unpad.ac.id

Tinggalkan komentar

Filed under Info

Tinggalkan komentar