Kado Ulang Tahun (III)


Oleh : Syamsuddin

Aku betul-betul merasa ‘dikerjain’ saat menerima kado ulangtahun dari temanku. Setelah membuka lebih dari dua puluh lima buah bungkusan yang hanya berisi bungkusan lain yang lebih kecil, dalam ‘kado’ terakhir aku hanya mendapatkan secarik kertas yang menerakan : “Sorry ya, aku lupa memasukkan isinya. Sehingga aku harus menggantungkannya di pohon jambu di depan rumah. Mohon diambil dalam dua detik.”

Rasanya aku tak ingin untuk mengambilnya. Tapi teman-teman pada memaksaku. Dengan ditemani beberapa orang aku berjalan ke halaman. Aku melihat sebuah kantong plastik warna hitam tergantung di salah satu cabang pohon, tapi terlalu tinggi untuk dijangkau dari bawah. Maka terpaksalah aku malam-malam memanjat pohon jambu.

Di dalam kantong plastik itu memang ada sebuah kado yang terbungkus rapi. Lalu aku diiringi teman-teman kembali ke kamarku. Dan kulihat teman yang memberi kado sudah tak ada di tempat duduknya semula, aku tak tahu dia telah ‘ngacir’ kemana.

Ketika kubuka kadonya, kembali yang kudapatkan hanya selembar kertas berisi tulisan : “Ternyata kamu terlambat, maka isinya telah dipindah ke belakang, dalam WC! Ayo cepat diambil, sebelum keburu disiram!”

Aku jadi sedikit jengkel, sehingga aku tak mau lagi mengambilnya. Namun seorang temanku berbaik hati untuk melihat. Ternyata memang ada sebuah kantong plastik hitam lagi tergantung di sana dan dibawanya ke kamarku.

“Buka aja, kami ingin tahu apa isinya”’ kata salah seorang ketika memberikan sebuah kado lagi kepadaku. Akupun membukanya, namun yang kutemukan lagi-lagi hanya selembar kertas dengan kata-kata : “Anda belum beruntung! Karena isinya bukan di dalam, tapi tergantung di dapur, di atas tempat kompor!”

Kembali temanku yang mengambilkan, ketika dia masuk, dia telah membawa sebuah ‘kado’ lain yang lebih besar sedikit dari kardus mi instan. Kertas kado pembungkusnya tampak bagus, lilitan pita di keenam sisinya berakhir dengan ikatan membentuk bunga di bagian atasnya. Disana tertempel kertas yang bertuliskan : “Selamat Ulang Tahun, Sahabatku. Semoga engkau panjang umur agar ada orang yang bisa memanggil nenek kepadamu. Aku mohon maaf telah menjengkelkanmu, sebab hanya dalam kesusahanmulah kutemukan kebahagiaanku. Kuharap ‘hadiah’ yang kuberikan ini membawa arti tersendiri bagimu!”

Dengan hati-hati aku membuka kado itu, aku yakin yang ini pasti ada isinya. Sebab selain bungkusnya paling bagus, kado yang ketiga puluh ini memang terasa berisi meskipun agak ringan.

“Apa isinya? Apa isinya?” tanya teman-temanku berebut tak sabaran.

“Kerupuk Palembang lima puluh buah!”



Jika Anda Menyukai Cerita ini Mohon KLIK DISINI


Postingan Terkait :

1 Komentar

Filed under Humor

1 responses to “Kado Ulang Tahun (III)

  1. Saiful

    menegangkan.. menggelikan, dan ada juga menjijikkan.. tp, sangat menghibur ko pak usu… selamat ulang tahun yo…

Tinggalkan komentar