Tak adil-lah anggapan
yang menjadikan
Malam mewakili penderitaan
Walau kebahagiaan adalah sinar
Sebagaimana cinta juga cahaya
Dan yang membatasi
rasa bahagia
Adalah kesuraman
Kegelapan dan kematian
Tapi
Dengan berakhirnya benderang siang
di sudut ufuk
Menyerahnya kemilau biasan mentari
di kaki malam
Tidak mengawali deraan kepedihan
Tidak berlanjutnya lilitan kesengsaraan
di kesunyian yang melarut
Karena,
Bukankah di lingkupan
kegelapan malam
Terlahirnya sajak-sajak paling indah
Dari bibir para penyair?
Bukankah di senyapnya
suara malam
Membangkitkan hasrat
Untuk ekspresikan bahana cinta
Yang membahagiakan?
Bukankah suasana malam
Telah hasilkan
Sejuta mimpi-mimpi indah?
Mimpi memang bukan kenyataan
Namun keindahan
Adalah simbol kebahagiaan
Tanjungpinang, 1999